Minggu, 16 November 2014
Kamis, 06 November 2014
makalah kawasan pemanfaatan bagian difusi dan inovasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Difusi dan inovasi merupakan
salah satu cakupan dari kawasan pemanfaatan. Difusi disebut sebagai proses
suatu inovasi dikomunikasikan, diadopsi, dan dimanfaatkan oleh warga masyarakat
tertentu. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan suatu inovasi diketahui
oleh banyak orang dan dikomunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya
digunakan di masyarakat. Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu
kepada pemanfaatan teknologi canggih, baik perangkat lunak (software) maupun
perangkat keras (hardware) dalam proses pembelajaran. Tujuan utama aplikasi
teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektifitas dan
efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga merupakan sebuah inovasi dalam
pembelajaran.
Dalam proses difusi inovasi kadang kala membawa keberhasilan yang
gemilang karena inovasi diterima dengan baik oleh masyarakat, dan kadang kala
mengalami kendala sehingga menghambat keberhasilan dan bahkan kegagalan karena
ditolak oleh masyarakat. Dengan demikian, proses difusi inovasi mendatangkan
konsekuensi-konsekuensi. Menciptakan sebuah inovasi memang tidak semudah yang
dibayangkan, bahkan ketika inovasi tersebut telah mampu tercipta, maka untuk
menginformasikan kepada khalayak umum agar inovasi tersebut dapat
diimplementasikan juga termasuk pada tahap pengerjaan proses yang sangat sulit
karena secara langsung kita berhubungan dengan masyarakat luas. Dan tidak semua
masyarakat dapat menerima segala bentuk perubahan.
Sebagai bahan acuan kita harus mengetahui teori atau kajian mendalam
perihal difusi dan inovasi, bagaimana proses pembentukkannya, dan bagaimana
bentuk pengaplikasiannya dalam teknologi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebgai berikut :
1. Teori atau kajian tentang difusi dan inovasi
2. Aplikasi difusi inovasi dalam teknologi pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah hanya berada pada ruang
lingkup difusi dan inovasi yang merupakan salah satu cakupan dari kawasan
pemanfaatan.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisannya yaitu :
1.
Dapat memahami teori difusi dan inovasi
2.
Mengetahui bagaimana aplikasi difusi dan
inovasi dalam teknologi pembelajaran
E. Manfaat Penulisan
1.
Bagi Mahasiswa
Terutama bagi jurusan Teknologi Pendidikan
sebagai dasar pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana sesungguhnya proses
difusi dan inovasi itu terjadi, agar diharapkan di masa yang akan datang
merekalah yang akan menjadi inovator dalam dunia pendidikan.
2.
Bagi Masyarakat
Sebagai acuan dan pedoman dalam menerima perubahan yang terjadi agar
masyarakat tidak hanya saja menerima dan mematuhi perubahan tanpa mengavaluasi
baik buruknya sebuah inovasi.
3.
Pemerintah
Sebagai bahan acuan untuk mempertimbangkan keputusan pengesahan inovasi
apakah inovasi yang diciptakan pantas atau tidak untuk diberi persetujuan
dengan menomorsatukan kepentingan bersama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Difusi dan Inovasi
1. Pengertian Difusi
Menurut
Everett Rogers (1995) difusi adalah sebagai berikut :
Diffusion as
the process by which an innovation is adopted and gains acceptance by members
of a certain community. A number of
factors interact to influence the diffusion of an innovation. The four major
factors that influence the diffusion process are the innovation it self, how information
about the innovation is communicated, time, and the nature of the social system
into which the innovation is being introduced.
Difusi
diartikan sebagai proses suatu inovasi dikomunikasikan, diadopsi, dan
dimanfaatkan oleh warga masyarakat tertentu. Difusi merupakan suatu proses
mengkomunikasikan inovasi melalui suatu saluran dalam suatu rentang waktu di
antara anggota suatu sistem sosial, termasuk sistem pendidikan. Melaui proses
difusi tersebut, memungkinkan suatu inovasi diketahui oleh orang banyak dan
dikomunikasikan sehingga menyebar luas dan akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi
oleh anggota system sosial tertentu. Anggota sistem sosial tertentu yaitu
individu, kelompok informal, organisasi, dan atau subsistem (Rogers, 1995).
Dalam proses difusi terjadi terjadi
interaksi antara empat komponen, yaitu : a)karakteristik inovasi itu sendiri;
b)bagaimana informasi tentang inovasi itu dikomunikasikan; c)waktu; d)sifat
sistem sosial di mana inovasi diperkenalkan.
2. Pengertian Inovasi
Inovasi berasal dari kata latin,innovation yang berarti pembaruan
dan perubahan. Inovasi adalah suatu perubahan baru menuju ke arah perbaikan
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, dilakukan dengan sengaja dan berencana
(Fuad Ihsan,2005:191). Inovasi adalah suatu objek atau gagasan yang dianggap
baru oleh individu atau unit yang
mengadopsi. Dengan kata lain, inovasi berarti sebagai suatu ide, temuan, cara,
atau objek yang dianggap baru oleh individu, organisasi, atau sistem sosial
(Purwanto,2000).
Bentuk inovasi dalam system pembelajaran dapat bervariasi, namun
mengarah pada tujuan untuk mrningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
bagi peserta didik. Inovasi harus berpusat atau bertitik tolak dan diciptakan
atas dasar kesesuaiannya dengan peserta didik. Inovasi selalu menciptakan
perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu dan dari lingkungan budaya yang satu
ke lingkungan budaya yang lain dari peserta didik.
3. Teori Difusi dan Inovasi
Teori difusi yang paling banyak dikenal adalah yang diajukan oleh
Everett M.Rogers dalam bukunya Difussion of Innovation, yang menyediakan
suatu tinjauan komprehensif tentang teori difusi inovasi. Rogers mengemukakan
empat teori difusi inovasi, yaitu :
a. Teori proses keputusan inovasi
Menurut
teori ini, suatu inovasi yang didifusikan memrlukan waktu untuk sampai kepada
keputusan diterima atau ditolak oleh pengadopsi. Dalam prosesnya melalui lima
tahap sebagai berikut :
1) Knowledge (pengetahuan) yaitu mengetahui akan suatu inovasi dan
memperoleh suatu pemahaman dasar akan inovasi yang dimaksud.
2) Persuasion (persuasi) yaitu memberikan kesan positif atau negatife akan
inovasi tersebut.
3) Decision (keputusan) yaitu memberikan keputusan apakah inovasi tersebut
diterima atau ditolak. Dalam tahap keputusan, keputusan mengadopsi atau menolak
sangat tergantung pada sikap yang terbentuk selama tahap persuasi.
4) Implementation (implementasi) yaitu inovasi yang diterima, secara fakta
digunakan.
5) Confirmation (konfirmasi) yaitu mencari informasi tentang inovasi untuk
melanjutkan atau tidak dalam menggunakan inovasi. Dalam tahap konfirmasi, ada
dua kemungkinan yang dapat terjadi,yaitu : (1)memutuskan untuk mengadopsi dan
terus menggunakan atau berbalik menghentikan; dan (2)memutuskan untuk
mengadopsi kemudian atau menunda adopsi, atau terus menolak.
b. Teori keinovatifan individual
Teori ini menyatakan bahwa untuk inovasi yang sudah ada , sebuah presentase
tertentu dari populasi dengan siap akan mengadopsi inovasi, sementara yang lain
ada kemungkinan untuk tidak memngadopsi. Menurut Rogers, ada suatu distribusi
normal dari kategori-kategori pengadopsi yang beragam yang membentuk kurva
Bell. Orang-orang inovatif akan mengadopsi suatu inovasi lebih awal daripada
mereka yang kurang inovatif. Berdasarkan teori ini individu dapat digolongkan
atau dikelompokkan menjadi lima kategori yang memiliki angka perkiraan tentang
jumlah presentasenya,yang membentuk kurva normal, yaitu dari sangat inovatif
sampai tidak inovatif.
c. Teori kecepatan adopsi
Teori ini menyatakan bahwa inovasi didifusikan dalam waktu yang terpola
dalam suatu kurva ketajaman yang dikenal S-shaped adoption curve.
Kecepatan adopsi suatu inovasi berjalan mulai dari tahapan lambat, tumbuh
secara gradual, kemudian bertambah secara dramatic dan cepat, setelah itu
diikuti masa stabil. Periode ekspansi yeng cepat tersebut terjadi ketika
faktor-faktor teknis dan sosial berkombinasi untuk menjadikan inovasi tersebut
mengalami pertumbuhan yang dramatik. Sebgai contoh : banyak faktor-faktor yang
berkombinasi sehingga terjadi penerimaan yang meluas akan WWW (Worl Wide Web)
antara tahun 1995 dan 2000.
Kecepatan inovasi untuk diadopsi tergantung
pada lima faktor sebagai berikut:
a. Inovasi kan cepat diadopsi bila
mendatangkan keutungan relative bagi calon pengadopsi.
b. Inovasi akan cepat diadopsi bila sesuai
bagi calon pengadopsi, baik dilihat dari sisi pengetahuan dan pengalaman,
maupun dari sisi tata nilai serta budayanya.
c. Inovasi akan cepat diadopsi bila tidak
terlalu kompleks bagi calon pengadopsi. Bila terlalu kompleks sampai sulit
dipahami maka inovasi akan lambat diadopsi.
d. Inovasi akan cepat diadopsi bila dapat
dicoba oleh calon pengadopsi.
e. Inovasi akan cepat diadopsi bila
hasilnya dapat diamati oleh calon pengadopsi.
d. Teori persepsi tentang atribut inovasi
Menurut teori ini, orang yang berpotensi menjadi pengadopsi menilai
suatu inonasi atas dasar persepsinya tentang karakteristik inovasi tersebut.
Atribut yang dipersepsikan oleh calon pengadopsi tersebut antara lain :
a.
Relative advantage (keuntungan relatif), bahwa setiap pengadopsi
lebih cenderung mangadopsi suatu inovasi yang menawarkan keuntungan bagi
pengadopsi tersebut.
b.
Compability (kesesuaian), bahwa inovasi akan diadopsi,
jika sesuai dengan kebutuhan, kepercayaan dan nilai-nilai pengadopsi tersebut.
c.
Coplexity (kerumitan), pengadopsi hanya akan
mengadopsi inovasi yang bagi dirinya tidak terlalu rumit dalam penggunaannya
dan tentu saja tidak mempersulit pengadopsi tersebut.
d.
Triability (dapat diuji coba), inovasi tersebut dapat
diuji coba sebelum diadopsi.
e.
Observability (dapat diamati), dapat diteliti oleh para
ahli atau masyarakat.
4. Elemen-elemen Difusi daan Inovasi
Menurut Everret Rogers (1995) dalam proses difusi inovasi terjadi
interaksi antara empat komponen, yaitu :
a. Innovation yaitu adanya suatu gagasan
(an idea), tindakan (practice), atau objek yang dianggap baru sehingga diadopsi
baik oleh individu maupun kelompok.
b. Communication channels, difusi inovasi
dapat terjadi dengan menggunakan saluran komunikasi yang berisi pesan atau ide
baru.
c. Time, dalam menjalani prosesnya, difusi
inovasi memerlukan waktu.
d. Social System, adalah seperangkat
jaringan yang terbentuk atas dasar kebersamaan untuk memecahkan masalah atau
mencapai suatu tujuan.
5. Peran Agen Pembaruan dalam Proses Difusi
Inovasi
Menurut Everett M.Rogers (1995) ada tujuh peranan agen pembaruan dalam
proses memperkenalkan inovasi kepada masyarakat yaitu :
a. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah
b. Mengadakan hubungan untuk perubahan
c. Mendiagnosis masalah
d. Menciptakan motivasi untuk berubah pada
diri pengadopsi
e. Merencanakan tindakan pembaruan
f. Memelihara program pembaruan dari
berbagai hambatan
g. Menciptakan kemandirian pengadopsi
Dalam menjalani perannya, aadabeberapa faktor yang menunjang
keberhasilan agen pembaruan tersebut, yaitu : a)gencarnya usaha promosi;
b)lebih berorientasi pada klien; c)bekerjasama dengan tokoh masyarakat;
d)kredibilitas agen pembaruan di mata klien.
6. Proses Adopsi Inovasi
Proses difusi inovasi dapat berjalan secara efektif melalui lima tahapan
sebagai berikut :
a. Inovasi harus dimulai dengan membuat
calon pengadopsi tahu, paham, atau mengerti tentang isi inovasi tersebut.
b. Sepanjang tahap pengetahuan terebut,
ditanamkan dan diyakinkan pula manfaat inovasi tersebut.
c. Atas dasar pemahaman terhadap makna
inovasi serta didukung oleh semangat dan tekad untuk menerapkan
d. Partisipasi atasan tidak boleh turun
atau lemah sampai semuatelah terbiasa bekerja secara otomatis sesuai dengan
prinsip inovasi yang diterapkan.
e. Apabila tujuan inovasi telah tercapai
dan menjadi acuan sehari-hari dan masuk dalam kebiasaan atau budaya kerja maka
pada saat itu institusi pendidikan harus mampu menciptakan lagi inovasi lain yang dapat membuat pembelajaran
lebih berkualitas.
7. Institusionalisasi Inovasi
Menurut Miles, Eckholm, and Vandenburghe (1978) dalam Reiser dan Demsey
(2002), menyatakan institusionalisasi (pelembagaan) terjadi keika suatu inovasi
terasimilasi ke dalam struktur organisasi dan dengan inovasi tersebut terjadi
perubahan-perubahan secara stabil. Dengan demikian pelembagaan adalah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi dalam suatu struktur atau
budaya organisasi (Seels & Richey,2000:51). Sedangkan tujuan pelembagaan
adalah untuk mengitegrasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organiasi.
Menurut The Regional Laboratory for Educational Improvement of the
Northeast and Islands (Eisemen, Fleming, & Roody;1990), ada enam indikator
institusionalisasi yang secara umum dapat diterima, yaitu :
a. Diterima oleh peserta yang relevan suatu
persepsi bahwa inovasi memiliki legitimasi
b. Inovasi bersifat stabil dan digunakan
secara rutin
c. Penggunaan inovasi secara luas meliputi
seluruh lembaga dan orgnisasi
d. Adanya suatu harapan yang pasti untuk
diterapkan dan diteruskan pemakaiannya dalam suatu institusi atau organisasi
e. Keberlangsungan penggunaan tidak hanya
oleh individu, tetapi juga menjadi juga menjadi budaya dalam organisasi dan
struktur sosial
f. Adanya alokasi waktu dan dana
Suatu inovasi dikatakan sudah
melembaga dalam suatu masyarakat atau system sosial jika inovasi tersebut telah
menjadi bagian dari kehidupan warganya atau sudah menjadi bagian integral dalam
suatu organisasi atau system sosial.
B. Aplikasi Teori Difusi Inovasi dalam Teknologi Pembelajaran
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menerapkan inovasi dalam teknologi pembelajaran
yang berimplikasi positif bagi proses belajar dan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1. Inovasi yang dilakukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran bagi peserta didik tertentu
yang menuntut pendidik menciptakan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
2. Inovasi harus berpusat atau bertitik
tolak atau diciptakan atas dasar kesesuainnya bagi peserta didik sehingga
mempunyai implikasi yang positif bagi kemudahan belajar bagi peserta didik.
3. Para pakar, perancang pembelajaran, dan
para pendidik yang pada umumnya mensintesa suatu sistemnpembelajaran dari
bentuk-bentuk inovasi yang ditarik dari seluruh subsistem pembelajaran,cenderung
unutk menghsilkan inovasi pembelajaran yang komprehensif.
4. Bentuk imovai yang disesuaikan dengan
kemampuan satuan pendidikan temapat inovaasi tersebut dilaksanakan cenderung
akan menghasilkan inovasi yang parsial dan seadanya.
5. Tidak ada yang dapat mengklaim paling
benar sepanjang belum dapat dibuktikan efektivitas dan efisiensinya terhadap
hasil belajar yang diharapkan oleh dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
6. Inovasi selalu diwarnai suasana ketidakpastian
mngenai efektivitasnya terhadap kualitas pembelajaran, namun selalu menciptakan
perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu dan dari lingkungan budaya yang satu
ke lingkungan budaya yang lain dari peserta didik yang sama.
7. Inovasi dalam pembelajaran dapat
dilaksanan baik pada sector pendidikan formal, pendidikan nonformal/kurus/pelatihan,
maupun pendidikan informal pada segala macam bentuk, jalur dan jenjang
pendidikan yang terkait dengan berbagai bidang kehidupan.
Dalam teknologi pembelajaran, teori difusi inovasi dapat diaplikasikan
dalam pemanfaatan teknologi khususnya teknologi komunikasi dan informasi (TIK)
seperti pembelajaran berbantuan computer (CAI), e-dukasi.net, siaran
televisi edukasi (TVE) dan lain sebagainya. Bahkan aplikasi teknologi
pembelajaran telah menghasilkan berbagai sistem pembelajaran yang inovatif,
seperti :1) startegi pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM); 2) pembelajaran atraktif dan inovatif (PAINO); 3)
pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), dengan
strategi process approach, life skill education, authentic assessment, inquiry
base learning, problem base learning, cooperative learning, service learning,
dan lain-lain.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan inovasi
dalam teknologi pembelajaran, yaitu :
1. Inovasi akan terus terjadi karena didorong oleh adanya faktor luar
dan faktor dalam diri manusia serta adanya interaksi antar keduanya.
2. Teori difusi innovasi dapat diaplikasikan dalam teknologi
pembelajaran.
3. Tantangan terbesar pada inovasi teknologi pembelajaran adalah pada
saat gagasan atau teknologi baru mulai diluncurkan.
4. Agar efektif, keberhasilan adopsi inovasi teknologi pembelajaran
banyak ditentukan oleh sosialisasi gagasan yang handal dan menyeluruh;
partisipasi seluruh komponen serta sumber daya manusia dalam suatu organisasi
pendidikan; komitmen pimpinan puncak guna mengarahkan transformasi atau
perubahan pengetahuan; sikap dan prilaku sesuai dengan harapan dan tujuan
inovasi teknologi pembelajaran untuk memberikan kemudahan, fasilitas belajar,
dan kegiatan pembelajaran.
5. Inovasi dalam teknologi pembelajaran terbuka suatu upaya sekali jadi,
dan kemudian seluruh komponen dalam institusi akan tunduk mengikutinya denagn
tertib dan disiplin.
6. Untuk keberhasilan suatu inovasi dalam teknologi pemblajaran ada
beberaa hal yang harus diantisipasi, dipersiapkan serta dilaksanakan tahap deni
tahap sehingga inovasi diterima (diadopsi) dengan baik.
7. Lakukan inovasi secara sistematis, sehingga tujuan inovasi dapat
dicapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap
anggota suatu sistem sosial. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang
lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya yang dilakukan dengan sengaja dan berencana ( tidak
secara kebetulan saja).
Dalam teknologi pembelajaran, teori difusi
inovasi dapat diaplikasikan dalam pemanfaatan teknologi khususnya teknologi
komunikasi dan informasi (TIK) seperti pembelajaran berbantuan computer (CAI), e-dukasi.net,
siaran televisi edukasi (TVE).
B. Saran
Kepada inovator, lakukanlah sebuah inovasi yang
bersifat jangka panjang, yang sesuai dengan kebutuhan, harapan, perkembangan
zaman, dan mudah dijalankan oleh masyarakat luas. Bagi pengadopsi inovasi
sebaiknya tidak dahulu berprasangka buruk terhadap sebuah inovasi yang lahir, kita
sebagai pengadopsi dapat melakukan sebuah training atau uji coba terhadap
perubahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Bambang Warsita.2008.Teknologi
Pembelajaran Landasan & Aplikasinya.Jakarta: Rineka Cipta
Langganan:
Postingan (Atom)